Kamis, 18 September 2014

Karya Ilmiah Remaja SPACE8

ASAR (Asam Jawa dan Garam)
SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK ALTERNATIF

  


Diusulkan oleh :
                                          Ghisella Destiarosa Probowardhani          (162/024.079)
                                                                              Rizky Nur Iswin                                               (175/037.079)
                                                                              Filia Anggraeni Pradana Putri                     (160/022.079)


PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO
D I N A S  P E N D I D I K A N
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KESEHATAN
Jl. Basuki Rahmat No.42 Telp.(0335) 425957
PROBOLINGGO
2014



KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, taufik, dan hidayah-Nya pelaksanaan penelitian dan penulisan laporan hasil penelitian ini dapat terselesaikan.
Penulisan laporan dalam hasil penelitian ke dalam bentuk karya ilmiah yang berjudul “Asar (Asam jawa dan garam) sebagai Penghantar Listrik Alternatif” ini dimaksudkan untuk memenuhi Lomba karya ilmiah remaja di SMA Negeri 1 Kota Probolinggo. Dalam menyelesaikan penelitian ini, penulis telah mendapatkan banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih kepada:
(1)       Bapak Immanuel Setyo Budi yang telah membantu dalam penelitian dan pembuatan karya Tulis Ilmiah
(2)        Ibu Wahyu Peni yang telah membantu dalam pengerjaan Karya Tulis ilmiah
(3)        Ibu Netty Kurniawati selaku pembimbing dalam melaksanakan penelitian
(4)        Ibu Indah selaku pembimbing dalam membantu melaksanakan penelitian
(5)       Keluarga yang telah banyak memberikan masukan, berupa kritik dan saran serta motivasi yang tiada henti.
(6)   Teman-teman SMK Kesehatan Bhakti Indonesia Medika kota Probolinggo yang telah banyak memberikan motivasi serta membantu kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini bukan sesuatu yang terbaik bahkan jauh dari yang kata baik, yang dapat diartikan baik dari segi permasalahan, isi, maupun sistematika penyajiannya. Kritik dan saran yang dapat bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Harapan kami, semoga karya ilmiah yang sederhana ini, dapat memberi kesadaran tersendiri bagi generasi muda bahwa kita juga harus memanfaatkan sumber daya alam yang terdapat di lingkungan kita sehingga dapat memberi manfaat yang berlimpah bagi kehidupan masyarakat.
Hasil laporan penelitian ini dapat disimpan di perpustakaan sekolah, sebagai bukti atau wujud laporan yang telah disertakan penelitian yang telah ditulis oleh penulis. Di samping itu dapat sebagai contoh bagi rekan-rekan dalam  menulis laporan dalam bentuk karya ilmiah.
Akhir kata, semoga dalam Karya Tulis Ilmiah serta penelitian ini bermanfaat berbagai pihak yang membutuhkan. Amin.

Probolinggo, 15 September 2014


                                                                                     Penulis,                  



BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi sekarang ini, penggunaan energi dilakukan besar-besaran. Padahal energi tersebut pasti akan habis apabila diambil terus-menerus. Sebagai warga Indonesia yang berpendidikan, kita juga harus memikirkan hal tersebut. Pandai-pandai mencari pembangkit listrik alternatif yang ramah lingkungan.
Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang berasal dari alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Yang tergolong di dalamnya tidak hanya komponen biotik seperti hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme. Tetapi juga komponen abiotik, seperti minyak bumi, gas alam, berbagai jenis logam, air, dan tanah.  Inovasi teknologi, kemajuan peradaban dan populasi manusia, serta revolusi industri telah membawa manusia pada era eksploitasi sumber daya alam sehingga persediaannya terus berkurang secara signifikan, terutama pada satu abad belakangan ini. Pada umumnya, sumber daya alam berdasarkan sifatnya dapat digolongkan menjadi sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan sumber daya alam tak dapat diperbaharui. Sumber daya alam yang dapat diperbaharui adalah kekayaan alam yang dapat terus ada selama penggunaannya tidak dieksploitasi berlebihan. Tumbuhan, hewan, mikroorganisme, sinar matahari, angin, dan air adalah beberapa contoh sumber daya alam terbaharukan. Walaupun jumlahnya sangat berlimpah di alam, penggunannya harus tetap dibatasi dan dijaga untuk dapat terus berkelanjutan. Sumber daya alam tidak dapat diperbaharui adalah sumber daya alam yang jumlahnya terbatas karena penggunaanya lebih cepat daripada proses pembentukannya dan apabila digunakan secara terus-menerus akan habis. Sehingga menyebabkan krisis Sumber Daya Alam. Untuk bisa menghidupi kebutuhan sehari-hari, maka manusia harus mencari sumber energi alternatif lain salah satunya dengan menggunakan energi listrik alternatif yang berasal dari tumbuhan alami.
Asam jawa, asam atau asem adalah sejenis buah yang masam rasanya biasa digunakan sebagai bumbu dalam banyak masakan Indonesia sebagai perasa atau penambah rasa asam dalam makanan, misalnya pada sayur asam atau kadang-kadang kuah pempek.  Di luar itu buah asam jawa juga dibiarkan saja terbuang di tanah tanpa dimanfaatkan. Padahal asam jawa mempunyai banyak manfaat, antara lain untuk pengganti pembangkit listrik alternatif, membersihkan logam-logam,  keramik, kaca dan lain-lain karena senyawa-senyawa yang dikandungnya. Bisa dikatakan bahwa asam jawa merupakan sumber daya alam nabati yang pemanfaatannya belum maksimal.
Seiring perkembangan zaman, masyarakat lebih memilih produk yang siap pakai atau yang sering disebut produk instan. Tanpa menghiraukan hal-hal negatif yang mungkin saja terjadi ketika menggunakan produk-produk instan. Kebanyakan produk-produk instan tersebut banyak mengandung zat kimia yang limbahnya apabila tidak dikelola dengan baik dapat mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan. Salah satu contohnya adalah penggunaan bahan-bahan kimia untuk membersihkan properti atau peralatan rumah tangga yang terbuat dari  keramik, porselen, tembaga, kuningan dan lain-lain.
Oleh karena itu, jika bisa memanfaatkan sumber daya alam terbarui yang tersedia disekeliling masyarakat mengapa tidak dapat dilakukan. Selain mendapatkan manfaat seperti yang penulis harapkan, juga bisa menjaga lingkungan dari pencemaran, menghemat uang bahkan membuka peluang usaha yang dapat menghasilkan pendapatan.  
Hal inilah yang melatarbelakangi rumusan masalah yang penulis ambil dalam tulisan ilmiah ini.

1.2       Rumusan Masalah

1.  Apakah pengertian dari pembangkit listrik alternatif ?
2.    Apa kandungan atau senyawa aktif dari asam jawa ?
3.    Apakah asam jawa dapat berpotensi untuk membangkitkan listrik ?
4.  Bagaimana percobaan yang tepat untuk menjadikan asam jawa sebagai pembangkit listrik alternatif ?

1.3       Tujuan

1. Untuk mengetahui manfaat pembangkit listrik alternatif bagi kehidupan manusia.
2. Untuk mengetahui memanfaatkan asam jawa sebagai pengganti pembangkit listrik alternatif.
3. Untuk mengetahui kandungan terhadap asam jawa sehingga mampu menjadikan pengganti pembangkit listrik alternatif.

1.4        Manfaat

Dengan penulisan karya tulis ini diharapkan memperoleh manfaat :
1.   Asam jawa  dapat dikembangkan sebagai salah satu bahan yang dapat digunakan atau berpotensi sebagai pengganti sumber pembangkit listrik alternatif.
2.  Mengetahui asam jawa dapat bermanfaat sebagai salah satu sumber daya alam yang memiliki kandungan yang tepat sehingga dapat digunakan untuk membuat sumber listrik secara sederhana dan meminimalisir biaya.

1.5       Metode

Dalam penulisan karya tulis ini, untuk memperoleh data- data yang dibutuhkan penulis menggunakan beberapa metode penulisan sebagai berikut :
1.    Studi Kepustakaan
Yaitu penulis membaca buku-buku dan kumpulan mata pelajaran yang berkaitan dengan penelitian ini, yakni buku biologi mengenai sumber daya alam.
2.    Studi Internet
Yaitu penulis melakukan browsing melalui situs-situs yang terdpat di internet sesuai dengan materi penelitian ini, khususnya materi mengenai sumber daya alam atau pembangkit energi alternatif.
3.    Metode Percobaan
Dalam hal ini penulis melakukan percobaan langsung dalam pembuatan asam jawa sebagai pengganti pembangkit listrik alternatif.
4.    Metode Pengumpulan Data
Untuk mempermudah penelitian ini peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan data, diantaranya adalah:
(1)  Observasi
Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau proses pembuatan untuk pengganti pembangkit listrik alternatif dengan menggunakan asam jawa. Dan dalam penelitian ini observasi akan dilakukan dengan cara penelitian langsung dan melakukan uji coba langsung terhadap senyawa yang terdapat dalam asam jawa untuk menghidupkan pembangkit listrik alternatif.
5.    Menganalisa Data
Langkah selanjutnya adalah menganalisis data-data yang sudah terkumpul kemudian mengkaitkan antara data-data yang sudah terkumpul dari proses pengumpulan data yaitu melalui observasi dengan sumber datanya seperti buku buku Ensiklopedi, jurnal dan lain sebagainya untuk memperoleh hasil yang lebih efisien dan sempurna sesuai dengan yang diharapkan.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1       Tinjauan Pustaka

Pada tinjauan pustaka ini, akan dibahas masalah-masalah yang berkaitan dengan penelitian ini. Masalah-masalah tersebut yaitu,

(1)         Pengertian Pemanfaatan
(2)         Pengelolahan sumber daya alam
(3)         Pengertian pembangkit listrik alternatif
(4)         Deskripsi tentang pembangkit listrik alternatif
(5)         Deskripsi asam jawa
(6)         Deskripsi garam
Pembahasan yang berhubungan dengan masalah-masalah di atas dimaksudkan untuk memperluas wawasan pengetahuan yang terkandung dalam penelitian ini. Dalam tinjauan pustaka, tidak semua pembahasan dapat dijadikan teori sebagai landasan penelitian.

2.1.1Pemanfaatan

(1)         Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi 3 tahun 2001 Pemanfaatan yaitu proses, cara, perbuatan memanfaatkan sumber alam untuk pembangunan.
(2)         Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia Badudu Zain tahun 1996 Pemanfaatan yaitu hal, cara, hasil kerja, memanfaatkan.

2.1.2Pengelolahan sumber daya alam

Pengertian sumber daya alam itu sendiri adalah semua kekayaan yang ada di bumi ini, baik biotik maupun abiotik, yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia. Tumbuhan, hewan, manusia dan mikroba merupakan sumber daya alam hayati. Sedangkan faktor abiotik lainnya merupakan sumber daya alam nonhayati.
Sebelum membahas lebih jauh lagi tentang sumber daya alam, disini akan dibahas pula mengenai kebutuhan hidup manusia berdasarkan urutan kepentingan. Berdasarkan urutan kepentingan, kebutuhan hidup manusia dibagi menjadi dua, yaitu :
(1)         Kebutuhan Dasar
Kebutuhan ini bersifat mutlak diperlukan untuk hidup sehat dan aman. Yang termasuk kebutuhan ini adalah sandang, pangan, papan dan udara bersih.
(2)         Kebutuhan Sekunder
Kebutuhan ini merupakan segala sesuatu yang diperlukan untuk lebih menikmati hidup, yaitu rekreasi, transportasi, pendidikan dan hiburan.
Penyebaran sumber daya alam di bumi tidaklah merata letaknya. Misalnya ada bagian-bagian bumi yang sangat kaya akan mineral, ada pula yang tidak. Ada yang baik untuk pertanian dan ada pula yang tidak. Oleh karena itu, agar pemanfaatannya dapat berkesinambungan, maka tindakan eksploitasi sumber daya alam harus disertai dengan tindakan perlindungan. Pemeliharaan dan pengembangan lingkungan hidup harus dilakukan dengan cara yang rasional antara lain sebagai berikut :
(1)    Memanfaatkan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dengan hati-hati dan efisien, misalnya air, tanah dan udara.
(2)       Menggunakan bahan pengganti, misalnya metalurgi      (campuran).
(3)  Mengembangkan metoda menambang dan memproses yang efisien serta pendaurulangan (recycling).
(4)  Melaksanakan etika lingkungan berdasarkan falsafah hidup secara damai dengan alam.
Macam-macam sumber daya alam dapat dibedakan berdasarkan sifat, potensi dan jenisnya. Berdasarkan sifatnya, sumber daya alam dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
(1)       Sumber daya alam yang terbarukan (renewable), misalnya hewan, tumbuhan, mikroba, air dan tanah. Disebut sumber daya alam terbarukan karena dapat melakukan reproduksi dan memiliki daya regenerasi (pulih kembali).
(2)    Sumber daya alam yang tidak terbarukan (nonrenewable), misalnya minyak tanah, gas bumi, batu tiara dan bahan tambang lainnya.
(3)    Sumber daya alam yang tidak dapat habis, misalnya udara, matahari, energi pasang surut dan energi laut.
Berdasarkan potensi penggunaannya, sumber daya alam dapat dibagi menjadi beberapa macam, yakni sebagai berikut :
(1)    Sumber daya alam materi merupakan sumber daya alam yang dimanfaatkan dalam bentuk fisiknya. Misalnya batu, besi, emas, kayu, serat kapas, rosela dan sebagainya.
(2)    Sumber daya alam energi merupakan sumber daya alam yang dimanfaatkan energinya. Misalnya batu bara, minyak bumi, gas bumi, air terjun, sinar matahari, energi pasang surut laut, kincir angin dan lain sebagainya.
(3)     Sumber daya alam ruang merupakan sumber daya alam yang berupa ruang atau tempat hidup. Misalnya area tanah (daratan) dan angkasa.
Berdasarkan jenisnya, sumber daya alam dapat dibagi menjadi dua macam, antara lain sabagai berikut :
(1)     Sumber daya alam nonhayati (abiotik) yang disebut juga sumber daya alam fisik, yaitu sumber daya alam yang berupa benda-benda mati. Misalnya bahan tambang, tanah, air dan kincir angin.
(2)      Sumber daya alam hayati (biotik) merupakan sumber daya alam yang berupa makhluk hidup. Misalnya hewan, tumbuhan, mikroba dan manusia.
Uraian disini, hanya kan ditekankan pada sumber daya alam hayati, termasuk didalamnya sumber daya manusia. Mengenai sumber daya alam tumbuhan yang tidak dapat menyebutkan jenis tumbuhannya, melainkan kegunaannya. Misalnya berupa untuk pangan, sandang, papan dan rekreasi. Akan tetapi untuk bunga-bunga tertenu seperti melati, anggrak bulan dan raflesia arnoldi merupakan pengecualian karena ketiga tanaman bunga tersebut sejak tanggal 9 Januari 1993telah ditetapkan dalam Keppres No.4 tahun 1993 sebagai bunga nasional dengan masing-masing gelar sebagai berikut :
(1)        Melati sebagai bunga bangsa
(2)        Anggrek bulan sebagai bunga pesona
(3)        Raflessia arnoldi sebagai bunga langka
Akan tetapi, eksploitasi tumbuhan yang berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan dan kepunahan, dan hal ini akan berkaitan dengan rusaknya rantai makanan. Selain telah adanya sumber daya tumbuhan yang punah, beberapa jenis tumbuhan langka terancam pula oleh kepunahan. Dalam mengeksploitasi sumber daya tumbuhan, khususnya hutan, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
(1)     Tidak melakukan penebangan pohon di hutan dengan semena-mena (tebang habis)
(2)   Penebangan kayu dihutan dengan terencana dengan sistem tebang pilih (penebangan selektif). Artinya, pohon yang ditebang adalah pohon yang sudah tua dengan ukuran tertentu yang telah ditentukan.
(3)        Selain itu juga dapat melakukan reboisasi yaitu menghutankan kembali hutan yang sudah terlanjur rusak.
(4)        Melaksanakan aforestasi yaitu menghutankan daerah yang bukan hutan untuk mengganti daerah hutan yang digunakan untuk keperluan lain.
(5)      Mencegah kebakaran hutan yang menyebabkan kerusakan hutan yang paling besar dan sangat merugikan. Diperlukan waktu yang lama untuk mengembalikan menjadi hutan kembali.
Sumber daya hewan. Seperti ketiga macam bunga nasional, sejak tanggal 9 Januari 1995, ditetapkan pula tiga satwa nasional sebagai berikut :
(1)        Komodo sebagai satwa nasional darat
(2)        Ikan solera merah sebagai satwa nasional air
(3)        Elang jawa sebagai satwa nasional udara
Dipandang dari peranannya, hewan dapat digolongkan sebagai berikut :
(1)        Sumber pangan, antara lain sapi, kerbau, ayam, lele, itik dan mujair
(2)        Sumber sandang antara lain bulu domba, dan ulat sutera.
(3)        Sumber obat-obatan antara lain ular kobra dan lebah madu.
(4)        Hewan peliharaan antar lain kucing, burung dan ikan hias.
Untuk menjaga kelestarian satwa langka, maka pelengkapan hewan-hewan dan juga pemburuan haruslah mentaati peraturan tertentu seperti berikut ini :
(1)        Para pemburu harus mempunyai lisensi (surat ijin berburu)
(2)        Senjata untuk nernuru harus tertentu macamnya
(3)        Membayar pajak dan mematuhi undang-undang perburuan
(4)    Harus menyerahkan sebagian tubuh yang diburunya kepada petugas sebagai trophy, misalnya tanduknya.
(5)        Tidak boleh berburu hewan-hewan langkah
Akan tetapi seringkali peraturan-peraturan tersebut tidak ditaati bahkan ada yang diam-diam memburu satwa langka untuk dijadikan bahan komoditi yang berharga. Satwa yang sering diburu untuk diambil kulitnya antara lain macan, ular dan beruang, sedangkan gajah diambil gadingnya.
Disamping sumber daya alam hewan dan tumbuhan, terdapat sumber daya alam hayati yang bersifat mikroskopis yaitu mikroba. Selain berperan sebagai dekomposer (pengurai) didalam ekosistem, mikroba sangat penting artinya dalam beberapa hal seperti berikut ini :
(1)        Penghasil obat-obatan (antibiotik) misalnya penisilin.

2.1.3Pembangkit listrik alternatif

Energi alternatif adalah energi yang digunakan dengan bertujuan untuk menggantikan bahan bakar yang ada saat ini tanpa akibat yang tidak diharapkan dari hal tersebut. Minyak bumi dan batu bara sering disebut sebagai bahan bakar fosil. Bahan bakar fosil ini terbentuk dari hewan dan tumbuhan yang mati ratusan juta tahun lalu. Pembentukan bahan bakar ini membutuhkan waktu sangat lama. Apabila& kita tidak berhemat, bahan bakar tersebut akan habis. Penggunaan energi alternatif merupakan salah satu cara menghemat persediaan bahan bakar fosil.
Ciri-ciri energi alternatif adalah sebagai berikut :
(1)         Jumlahnya berlimpah,
(2)         Dapat digunakan berulang-ulang
(3)         Pengolahannya tidak merusak alam,
(4)  Tidak berbahaya, aman, serata tidak menimbulkan berbagai penyakit akibat pengolahan/penggunaanya,
(5)       Ramah lingkungan.
Sedangakan alternatif merupakan pilihan lain. Sehingga pembangkit listrik alternatif yaitu bagian dari alat industri yang dipakai untuk memproduksi dan membangkitkan tenaga listrik dari berbagai sumber dengan menggunakan pilihan lain tanpa tenaga yakni sumber daya alam, seperti asam jawa yang dapat dijadikan sebagai pembangkit listrik alternatif. Dengan demikian, masyarakat dapat meminimalisir pengeluaran dengan memanfaatkan bahan olahan secara efisien. 

2.1.4Sumber pembangkit listrik alternatif

Listrik memegang peranan yang vital dalam kehidupan. Dapat dikatakan listrik telah menjadi sumber utama dalam setiap kegiatan baik dirumah tangga maupun dalam dunia industri. Untuk itu dibutuhkan energi listrik alternatif untuk menunjang kehidupan manusia.
Pembangkit listrik alternatif merupakan salah satu sumber energi listrik pengganti yang dapat menggantikan peran listrik dengan alternatif lain. Pembangkit listri alternatif tidak akan habis meskipun terus menerus digunakan dalam kehidupan sehari-hari kurang lebih selam satu sampai dua bulan.

2.1.5Asam Jawa



Asam jawa, asam atau asem adalah sejenis buah yang masam rasanya, biasa digunakan sebagai bumbu dalam banyak masakan Indonesia sebagai perasa atau penambah rasa asam dalam makanan, misalnya pada sayur asam atau kadang-kadang kuah pempek.

Asam jawa dihasilkan oleh pohon yang bernama ilmiah Tamarindus indica, termasuk ke dalam suku Fabaceae (Leguminosae). Spesies ini adalah satu-satunya anggota marga Tamarindus. Nama lain asam jawa adalah asam (Mly.), asem (Jw., Sd.), acem (Md.), asang jawa, asang jawi (berbagai bahasa di Sulawesi) dan lain-lain. Juga sampalok, kalamagi (Tagalog), magyee (Burma), ma-kham (Thai), khaam (Laos), khoua me (Kamboja), me, trai me (Vietnam), dan tamarind (Ingg.). Buah yang telah tua, sangat masak dan dikeringkan biasa disebut asem kawak.


          Etimologi

"Asam" adalah nama umum yang dipakai untuk semua bumbu dapur pemberi rasa masam pada masakan, termasuk juga asam kandis dan asam gelugur. Nama "asam jawa" dipakai oleh orang Melayu karena dipakai dalam masakan Jawa. Tumbuhan ini sendiri didatangkan oleh orang-orang dari India.
Nama Tamarindus dan tamarind diturunkan dari bahasa Arab تمرهندي tamr hindī. Artinya kurang lebih: kurma India.
Pemerian
Pohon asam berperawakan besar, selalu hijau (tidak mengalami masa gugur daun), tinggi sampai 30 m dan diameter batang di pangkal hingga 2 m. Kulit batang berwarna coklat keabu-abuan, kasar dan memecah, beralur-alur vertikal. Tajuknya rindang dan lebat berdaun, melebar dan membulat.
Daun majemuk menyirip genap, panjang 5-13 cm, terletak berseling, dengan daun penumpu seperti pita meruncing, merah jambu keputihan. Anak daun lonjong menyempit, 8-16 pasang, masing-masing berukuran 0,5-1 × 1-3,5 cm, bertepi rata, pangkalnya miring dan membundar, ujung membundar sampai sedikit berlekuk.
Bunga tersusun dalam tandan renggang, di ketiak daun atau di ujung ranting, sampai 16 cm panjangnya. Bunga kupu-kupu dengan kelopak 4 buah dan daun mahkota 5 buah, berbau harum. Mahkota kuning keputihan dengan urat-urat merah coklat, sampai 1,5 cm.
Buah polong yang menggelembung, hampir silindris, bengkok atau lurus, berbiji sampai 10 butir, sering dengan penyempitan di antara dua biji, kulit buah (eksokarp) mengeras berwarna kecoklatan atau kelabu bersisik, dengan urat-urat yang mengeras dan liat serupa benang. Daging buah (mesokarp) putih kehijauan ketika muda, menjadi merah kecoklatan sampai kehitaman ketika sangat masak, asam manis dan melengket. Biji coklat kehitaman, mengkilap dan keras, agak persegi.
Penyebaran dan habitat
Asam jawa termasuk tumbuhan tropis. Asal-usulnya diperkirakan dari savana Afrika timur di mana jenis liarnya ditemukan, salah satunya di Sudan. Semenjak ribuan tahun, tanaman ini telah menjelajah ke Asia tropis, dan kemudian juga ke Karibia dan Amerika Latin. Di banyak tempat yang bersesuaian, termasuk di Indonesia, tanaman ini sebagian meliar seperti di hutan-hutan luruh daun dan savana.
Pohon asam dapat tumbuh baik hingga ketinggian sekitar 1.000 m (kadang-kadang hingga 1.500 m) pada tanah berpasir atau tanah liat, khususnya di wilayah yang musim keringnya jelas dan cukup panjang.
Hasil dan kegunaan
Daging buah asam jawa sangat populer, dan digunakan dalam aneka bahan masakan atau bumbu di berbagai belahan dunia. Buah yang muda sangat masam rasanya, dan biasa digunakan sebagai bumbu sayur asam atau campuran rujak. Buah yang telah masak dapat disimpan lama setelah dikupas dan sedikit dikeringkan dengan bantuan sinar matahari. Asam kawak --demikian ia biasa disebut-- inilah yang biasa diperdagangkan antar pulau dan antar negara. Selain sebagai bumbu, untuk memberikan rasa asam atau untuk menghilangkan bau amis ikan, asem kawak biasa digunakan sebagai bahan sirup, selai, gula-gula, dan jamu. Cara membuatnya adalah menjemur daging buah asam jawa yang sudah dibuang kulitnya yang sudah bulatan-bulatan sekecil telur itik. Lebih jauh lagi, asam kawak ini dapat diolah menjadi madu asam, dengan cara menjemur asam kawak dalam tempat yang teertutup, hingga keluar suatu cairan coklat kehitaman. Cairan ini madu asam digunakan untuk mengobati seriawan (sariawan). Sebagai obat sariawan, bisa juga memakai kulit kayu untuk dikumur-kumur.
Thailand juga menghasilkan asam jawa yang manis rasanya. Buah ini populer dan dimakan dalam keadaan segar; karena itu diekspor dalam bentuk polong yang belum dikupas.
Biji asam biasa dimakan setelah direndam dan direbus, atau setelah dipanggang. Selain itu, biji asam juga dijadikan tepung untuk membuat kue atau roti.
Di samping daging buah, banyak bagian pohon asam yang dapat d           ijadikan bahan obat tradisional. Daun mudanya (Jw. sinom) digunakan dengan kunyit dan bahan ramuan lain untuk membuat jamu jawa tradisional yaitu jamu sinom untuk minuman kesegaran, jamu gepyok diminum untuk melancarkan dan memperbanyak air susu ibu dan juga bisa digunakan sebagai tapal (dioleskan pada atau ditempelkan di permukaan kulit) untuk mengurangi radang dan rasa sakit di persendian, di atas luka atau pada sakit rematik. Daun muda yang direbus untuk mengobati batuk dan demam. Kulit kayunya yang ditumbuk digunakan untuk menyembuhkan luka, borok, bisul dan ruam. Kulit kayu asam juga digunakan sebagai obat kuat. Tepung bijinya untuk mengobati disentri dan diare. Daun asam jawa bersifat penurun panas, analgesik, dan antiseptik. Kulit kayunya ini bersifat astringen dan tonik. Kemudian, buahnya bersifat pencahar, antipiretik, antiseptik, abortivum, dan meningkatkan nafsu makan. Kandungan polisakarida yang berkhasiat imunomodulator (1) dan L-(-)-di-n-butil malat yang menghambat proliferasi sel embrio babi laut.
Kayu teras asam jawa berwarna coklat kemerahan, berat, keras, padat, awet dan bertekstur halus, sehingga kerap digunakan untuk membuat mebel, kerajinan, ukir-ukiran dan patung. Bagi anak-anak di Jawa Tengah, kayu asam merupakan kayu pilihan untuk membuat gasing. Biji asam juga kerap digunakan dalam permainan congklak atau dakon.
Pohon asam biasa ditanam di tepi jalan sebagai peneduh, terutama terkenal di sepanjang jalan raya Daendels, dari Anyer hingga Panarukan.
Pelaut-pelaut Bugis pada masa lalu diketahui menanam pohon asam jawa di pantai utara Australia, di Northern Territory di saat mereka beristirahat menunggu datangnya angin untuk kembali ke daerah asal. Pohon-pohon asam jawa ini menjadi petunjuk kontak orang Aborigin setempat terhadap orang luar sebelum kedatangan orang Eropa.


2.1.6Deskripsi Garam

Dalam kimia, garam ialah senyawa netral dengan pH sekitar 7 yang terdiri atas ion-ion.

Garam juga bisa berarti:

(1)         Garam dapur, digunakan sebagai bumbu dan pengawet makanan

(2)         natrium klorida, bahan baku utama garam dapur

(3)         Garam (kriptografi), vektor inisialisasi sandi rahasia blok

(4)         Bisa juga merujuk pada tiap arti ganda penggaraman




BAB III

METODE PENELITIAN


3.1         Jenis Penelitian
Penelitian dengan judul “ASAR (Asam Jawa dan Garam) SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK ALTERNATIF”  merupakan penelitian yang bersifat eksperimen. Selain asam Jawa, juga terdapat bahan tambahan garam agar tingkat keasaman yang dihasilkan lebih tinggi sehingga mampu untuk dijadikan pembangkit listrik alternatif sesuai judul tersebut.
         Penelitian ini disebut eksperimen sederhana karena penulis melakukan sebuah percobaan untuk membuat energi alternatif berupa sari Asam jawa.  Hasil dari percobaan ini berupa energi listrik alternatif kemudian diuji coba untuk mengetahui kandungan senyawa dan keuntungan penggunaan pengganti energi listrik alternatif.
Perolehan data dari penelitian ini dilakukan dengan melakukan studi pustaka (library research) dan informasi elektronika dengan sasaran tinjauan antara lain,
(1)         Informasi internet
Berbagai informasi yang berasal dari internet dapat dijadikan bagian dalam materi pembuatan makalah ini dengan memilah-milah hasil informasi yang ada.
(2)         Jurnal penelitian
(3)         Perpustakaan
(4)         Pustaka-pustaka referensi

3.2         Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu dilaksanakannya terbagi menjadi dua waktu. Yang pertama dilakukan di laboraturim Farmasi SMK Kesehatan Bakti Indonesia Medika kota Probolinggo, pada hari Senin. Sedangkan penelitian yang kedua yaitu di rumah salah satu siswa SMK Kesehatan Bakti Indonesia Medika kota Probolinggo kelas XII jurusan Farmasi, yang rumahnya bertepatan di jalan Serma Abdur Rahman no 70 Rt 02 Rw 06 kelurahan mangunharjo kecamatan mayangan kota Probolinggo dengan hasil yang beda dibandingkan penelitian awal.

3.3         Populasi dan Sampel
Sehubungan dengan hal-hal yang dibahas pada bab sebelumnya, sumber daya alam yang digunakan dalam penelitian ini adalah asam Jawa sebagai sumber daya alam hayati dan garam sebagi hasil olahan sumber daya alam, yaitu laut. Sedangkan sampel yang digunakan adalah tumbuhan asam Jawa milik warga Probolinggo.

3.4          Alat dan Bahan
3.4.1   Alat
Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan pengganti energi
listrik alternatif ini yaitu :
(1)         Blender
(2)         Gelas plastik
(3)         Pisau
(4)         Lempeng tembaga (sebagai elektroda positif)
(5)         Paku (sebagai elektroda negatif)
(6)         Kabel
(7)         Saringan
(8)         Gunting
3.4.2   Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan pengganti energi
listrik alternatif ini yaitu :
(1)         Asam Jawa
(2)         Garam
(3)         Tanah
(4)         Air

3.5         Prosedur Pembuatan
(1)   Blender Asam Jawa sampe halus sehingga diperoleh cairan yang menyerupai air (tanpa serabut/ampas),
(2)     Siapkan gelas-gelas plastik dan diisi dengan tanah liat (bukan tanah berpasir ataupun yang mengandung sampah). Gelas tersebut dapat berasal dari sisa minuman air mineral,
(3)       Masukan jus asam Jawa tersebut ke dalam gelas-gelas plastik yang sudah diisi tanah,
(4)        Susun berderet gelas-gelas yang sudah diisi tanah dan jus blimbing wuluh,
(5)    Buat rangkaian elektroda dengan menyambungkan antara lempeng tembaga dan lempeng seng menggunakan kabel (kira-kira dengan kabel masing-masing 15cm),
(6)       Susun rangkaian elektroda tersebut ke dalam gelas-gelas tanah yang telah disiapkan sebelumnya, dengan susunan lempeng tembaga-lempeng seng-lempeng tembaga dan begitu seterusnya, jadi satu gelas akan berisi susunan satu lempeng tembaga dan satu lempeng seng dari rangkaian elektroda yang berbeda,
(7)  Siapkan dua rangkaian elektroda dengan kabel yang lebih panjang dan hanya menggunakan satu lempeng saja, satu tembaga dan satu seng. Untuk gelas terluar (gelas pertama dan terakhir yang hanya memiliki satu lempeng: gelas pertama lempeng tembaga dan gelas terakhir lempeng seng) disambungkan dengan rangkaian elektroda baru ini. Gelas pertama dengan yang rangkaian seng, gelas terakhir disambungkan dengan rangkaian tembaga. Ujung dari dua kabel rangkaian terakhir inilah yang akan disambungkan dengan lampu yang akan dinyalakan,
(8)  Jadilah rangkaian sederhana pembangkit energi alternatif ini. Satu gelas bisa menghasilkan energi sebesar 0,5 volt, jadi untuk menghasilkan energi yang lebih besar tinggal menambahkan jumlah gelas dalam rangkaian yang akan dibuat. Satugelas rangkaian ini bisa bertahan kurang lebih selama 15 hari.

3.6         Tahap Uji Coba
Kegiatan dalam tahap uji coba ini adalah melakukan ujicoba/ tes terhadap listrik yang bersumber dari sari Asam Jawa, kemudian dibandingkan dengan bahan bakar lain seperti energi listrik dan juga dibandingkan dengan buah-buah lain. Uji coba yang dilakukan meliputi :
(1)         Uji senyawa yang dikandung dalam Asam Jawa
(2)         Uji kandungan yang terdapat dalam Asam jawa
(3)         Uji berapa besar arus listrik yang mengalir didalamnya



BAB IV
PEMBAHASAN

Di dalam pembuatan makalah ini dihasilkan berbagai percobaan penelitian dengan bermacam-macam bahan seperti asam Jawa dengan garam, belimbing wuluh dengan jeruk nipis dan asam Jawa dengan jeruk nipis. Akan tetapi dari ketiga percobaan tersebut dapat diperoleh hasil yang optimal yaitu asam Jawa dengan garam yang memiliki tingkat keasaman peling tinggi dibandingkan dengan percobaan yang lainnya sehingga mampu menjadi sumber listrik sesuai dengan judul yang dimuat didalam makalah ini yakni Asar sebagai Pembangkit Listrik Alternatif (Asar merupakan asam Jawa dan Garam).

4.1         Percobaan pertama
Untuk lebih rincinya, pada percobaan yang pertama yaitu menggunakan asam Jawa dan garam (Asar) dapat dijelaskan sebagai berikut.

   Alat :  
(1)         Blender
(2)         Penyaring
(3)         Pisau
(4)         Tempat atau wadah yang lumayan besar untuk dijadikan sumber listriknya
(5)         Lempeng kuningan (sebagai elektroda positif)
(6)         Paku (sebagai elektroda negatif)
(7)         Kabel
(8)         Gunting
(9)         Lampu sesuai kebutuhan
(10)    Penjepit buaya
(11)    Voltmeter

Bahan    :
(1)         Asam Jawa
(2)         Garam
(3)         Air secukupnya
(4)         Tanah liat

Proses Pembuatan      :
(1)      Menyiapkan alat dan bahan
(2)      Masukkan Asam Jawa ke dalam blender sampai halus sehingga diperoleh cairan yang menyerupai air (tanpa serabut/ampas)
(3)  Tuang jus asam Jawa ke tempat atau wadah yang telah disediakan dengan menggunakan penyaring agar ampas yang ada didalamnya tidak tercampur
(4)   Siapkan tempat untuk sumber listriknya dan diisi dengan tanah liat (bukan tanah berpasir ataupun yang mengandung sampah). Tempat tersebut dapat berasal dari tempat nasi yang sudah tidak layak untuk digunakan.
(5)    Masukan jus asam Jawa yang telah disaring tersebut ke dalam tempat yang sudah diisi tanah
(6)        Tambahkan garam 1 bungkus dan aduk hingga merata
(7)       Buat rangkaian elektroda dengan menancapkan antara lempeng kuningan dan paku dalam tanah yang berisi jus asam Jawa tersebut. Gunakan kabel untuk disambungkan dari lempeng kuningan ke lampu dan dari paku ke lampu sehingga keduanya terhubung
(8)      Kemudian jepit dengan penjepit buaya agar tidak bergoyang (kira-kira dengan kabel masing-masing 15cm)
(9)   Gunakan juga sambungan yang ditujukan kepada voltmeter sehingga memperoleh hasil arus listrik yang mengalir didalam rangkaian yang dibuat
(10) Jadilah rangkaian sederhana pembangkit energi alternatif ini, jadi untuk menghasilkan energi yang lebih besar tinggal menambahkan jumlah asam Jawa dan garam lebih banyak  dalam rangkaian yang akan dibuat sebagai penerangan.

Hasil Percobaan pertama :
Percobaan awal yang dilakukan dengan menggunakan 50 buah asam Jawa yang telah dikupas bersih dan garam 1 bungkus mampu menghasilkan arus listrik yang cukup digunakan sebagai penerang ruangan. Hal inilah yang dapat dikatakan sebagai pembangkit listrik alternatif sesuai dengan judul yang diangkat. Pembangkit listrik alternatif  ini belum ada sebelumnya.

4.2          Percobaan kedua
Pada percobaan kedua yang dilakukan yaitu menggunakan  belimbing wuluh dengan jeruk nipis. Yang awalnya kedua bahan tersebut hanya dapat diketahui sebagai bahan untuk membuat sayur, untuk obat batuk dan lain sebagainya, disini kedua bahan tersebut dapat dijadikan sebagai sumber listrik. Namun, pada percobaan kedua ini arus listrik yang dihasilkan kurang optimal dibandingkan dengan asam Jawa dan garam (Asar) yang diuji pada percobaan pertama dan diukur dengan menggunakan voltmeter. Bahan dan alat-alat yang digunakan yakni sebagai berikut.
          
          Alat        :
(1)         Blender
(2)         Penyaring
(3)         Pisau
(4)         Tempat atau wadah yang lumayan besar untuk dijadikan sumber listriknya
(5)         Lempeng kuningan (sebagai elektroda positif)
(6)         Paku (sebagai elektroda negatif)
(7)         Kabel
(8)         Gunting
(9)         Lampu sesuai kebutuhan
(10)    Penjepit buaya
(11)    Voltmeter
                     
                     Bahan    :
(1)         Belimbing wuluh
(2)         Jeruk nipis
(3)         Air secukupnya
(4)         Tanah liat

Proses pembuatan      :
(1)    Menyiapkan alat dan bahan
(2)    Masukkan belimbing wuluh ke dalam blender sampai halus sehingga diperoleh cairan yang menyerupai air (tanpa serabut/ampas)
(3)  Tuang jus belimbing wuluh ke tempat atau wadah yang telah disediakan dengan menggunakan penyaring agar ampas yang ada didalamnya tidak tercampur
(4)   Siapkan tempat untuk sumber listriknya dan diisi dengan tanah liat (bukan tanah berpasir ataupun yang mengandung sampah). Tempat tersebut dapat berasal dari tempat nasi yang sudah tidak layak untuk digunakan.
(5)   Masukan jus belimbing wuluh yang telah disaring tersebut ke dalam tempat yang sudah diisi tanah
(6)   Tambahkan perasan jeruk nipis dengan perbandingan belimbing wuluh dan jeruk nipis sebanyak 3 : 2 dan aduk hingga merata
(7)      Buat rangkaian elektroda dengan menancapkan antara lempeng kuningan dan paku dalam tanah yang berisi jus belimbing wuluh tersebut. Gunakan kabel untuk disambungkan dari lempeng kuningan ke lampu dan dari paku ke lampu sehingga keduanya terhubung
(8)      Kemudian jepit dengan penjepit buaya agar tidak bergoyang (kira-kira dengan kabel masing-masing 15cm)
(9)   Gunakan juga sambungan yang ditujukan kepada voltmeter sehingga memperoleh hasil arus listrik yang mengalir didalam rangkaian yang dibuat
(10) Jadilah rangkaian sederhana pembangkit energi alternatif ini, jadi untuk menghasilkan energi yang lebih besar tinggal menambahkan jumlah belimbing wuluh dan jeruk nipis lebih banyak  dalam rangkaian yang akan dibuat sebagai penerangan.

Hasil percobaan kedua :
Pada percobaan kedua ini yatu menggunakan belimbing wuluh dan jeruk nipis tidak mampu menghasilkan kuat arus yang optimal. Karena senyawa yang dikandung didalam kedua bahan tersebut tidak terlalu asam, sehingga saat diuji menggunakan voltmeter arus listrik yang mengalir menunjukkan angka tidak terlalu besar.

4.3         Percobaan ketiga
Percobaan ketiga dilakukan dengan menggunakan asam Jawa dan jeruk nipis untuk mengetahui tingkat keasaman yang terkandung didalamnya. Alat-alat dan bahan yang digunakan yakni sebagai berikut.

Alat        :
(1)         Blender
(2)         Penyaring
(3)         Pisau
(4)         Tempat atau wadah yang lumayan besar untuk dijadikan sumber listriknya
(5)         Lempeng kuningan (sebagai elektroda positif)
(6)         Paku (sebagai elektroda negatif)
(7)         Kabel
(8)         Gunting
(9)         Lampu sesuai kebutuhan
(10)    Penjepit buaya
(11)    Voltmeter
                
                     Bahan    :
(1)         Asam Jawa
(2)         Jeruk nipis
(3)         Air secukupnya
(4)         Tanah liat

Proses pembuatan      :
(1)       Menyiapkan alat dan bahan
(2)       Masukkan asam Jawa ke dalam blender sampai halus sehingga diperoleh cairan yang menyerupai air (tanpa serabut/ampas)
(3)  Tuang jus asam Jawa ke tempat atau wadah yang telah disediakan dengan menggunakan penyaring agar ampas yang ada didalamnya tidak tercampur
(4)    Siapkan tempat untuk sumber listriknya dan diisi dengan tanah liat (bukan tanah berpasir ataupun yang mengandung sampah). Tempat tersebut dapat berasal dari tempat nasi yang sudah tidak layak untuk digunakan.
(5)    Masukan jus asam Jawa yang telah disaring tersebut ke dalam tempat yang sudah diisi tanah
(11) Tambahkan perasan jeruk nipis dengan perbandingan asam Jawa dan jeruk nipis sebanyak 1 : 3 dan aduk hingga merata
(12)    Buat rangkaian elektroda dengan menancapkan antara lempeng kuningan dan paku dalam tanah yang berisi jus asam Jawa tersebut. Gunakan kabel untuk disambungkan dari lempeng kuningan ke lampu dan dari paku ke lampu sehingga keduanya terhubung
(13)    Kemudian jepit dengan penjepit buaya agar tidak bergoyang (kira-kira dengan kabel masing-masing 15cm)
(14)  Gunakan juga sambungan yang ditujukan kepada voltmeter sehingga memperoleh hasil arus listrik yang mengalir didalam rangkaian yang dibuat
(15) Jadilah rangkaian sederhana pembangkit energi alternatif ini, jadi untuk menghasilkan energi yang lebih besar tinggal menambahkan jumlah asam Jawa dan jeruk nipis lebih banyak  dalam rangkaian yang akan dibuat sebagai penerangan.

Hasil percobaan ketiga :
Karena kandungan asam dalam jeruk nipis dan asam jawa tidak terlalu asam arus listrik yang dihasil tidak besar.

4.4         Perbandingan Percobaan
(1)    Tingkat keasaman yang terkandung dalam sampel sehingga menghasilkan kuat arus     :
Percobaan pertama      : nilai pH dari asam jawa  terkandung 2,1 – 2,3
Percobaan kedua         : belimbing wuluh mwngandung asam asetat 1,9 % dan asam sitrat 44,6 %. Mempunyai nilai pH 1,8
Percobaan ketiga           : pH <2
(2)         Besar kuat arus yang dihasilkan dalam percobaan :
Percobaan pertama       : kuat arus yang dihasilkan sekitar 8 A.
Percobaan kedua           : hanya 4,5 A.
Percobaan ketiga           :  6 A

Dari hasil percobaan di atas terbukti bahwa sari Asam jawa dan garam memiliki tingkat kuat arus yang paling besar dibandingkan dengan bahan lainnya seperti Belimbing wuluh dan Jeruk nipis lalu lain pula jika dibandingkan dengan Asam jawa dengan jeruk nipis menghasilkan kuat arus yang kecil. 



BAB V
PENUTUP

5.1       Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Asam dan garam (ASAR) maka dapat disimpulkan bahwa di simpulkan bahwa :
(1)      Energi listrik alternatif bermanfaat bagi kehidupan manusia karena energi listrik alternatif yang digunakan dapat bertujuan untuk menggantikan energi listrik apabila mengalami permasalahan yang signifikan maka energi listrik alternatif sangat diperlukan bagi kehidupan manusia terutama bagi masyarakat yang memiliki perekonomian rendah maka dengan menggunakan energi listrik alternatif mereka dapat turut serta merasakan energi listrik.
(2)     Bahwa pada dasarnya Asam jawa dapat di manfaatkan sebagai penghantar listrik alternatif dengan cara yang sederhana. setelah dilakukan penelitian beberapa kali terbukti Asam jawa dapat menjadi penghantar listrik alternatif dengan dapat menghasilkan arus listrik yang terlampau cukup besar.
(3)   Kandungan asam yang tinggi terhadap Asam jawa disinyalir dapat membuat arus yang besar sehingga dapat membuat energi listrik alternatif. Dilihat dari berbagai percobaan dengan menggunakan beberapa macam bahan terbukti bahwa campuran antara asam jawa dengan garam dapat menimbulkan kuat arus yang besar dibanding dengan belimbing wuluh, dan jeruk nipis.

5.2    Saran
Sebaiknya sebagai warga Negara Indonesia sudah sewajarnya kita dapat memanfaatkan Sumber daya alam yang ada disekitar kita dengan baik agar kita dapat memberi manfaat yang besar terhadap kehidupan masyarakat hasil karya yang kita buat sendiri yakni dengan membuat suatu energi alternatif. Dan dengan adanya cara pengolahan Sumber daya alam  yang benar kita dituntut untuk lebih kreatif dalam memanfaatkan Sumer daya alam tersebut sehingga kita dapat memperoleh manfaat yang besar dari hasil mengolah Sumber daya Alam.



DAFTAR PUSTAKA

Diakses pada tanggal 15 September 2014 dari 



1 komentar:

  1. JM Gaming Group Limited: Get 10 Free Spins on 'Slots of Vegas'
    JM Gaming Group 구리 출장샵 Limited is offering up a free bonus to all new and 동해 출장안마 existing players at 888casino, 보령 출장안마 including 광주광역 출장안마 a 10 free 충청남도 출장마사지 spins no deposit and a free

    BalasHapus