ASAR (Asam Jawa dan Garam)
SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK ALTERNATIF
Diusulkan oleh :
Ghisella Destiarosa Probowardhani (162/024.079)
• Rizky Nur Iswin (175/037.079)
• Filia Anggraeni Pradana Putri (160/022.079)
PEMERINTAH
KOTA PROBOLINGGO
D I N A S P E
N D I D I K A N
SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN KESEHATAN
Jl.
Basuki Rahmat No.42 Telp.(0335) 425957
PROBOLINGGO
2014
KATA
PENGANTAR
Syukur alhamdulillah
penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya pelaksanaan penelitian dan penulisan laporan hasil penelitian ini
dapat terselesaikan.
Penulisan
laporan dalam hasil penelitian ke dalam bentuk karya ilmiah yang berjudul “Asar
(Asam jawa dan garam) sebagai Penghantar Listrik Alternatif” ini
dimaksudkan untuk memenuhi Lomba karya ilmiah remaja di SMA Negeri 1 Kota
Probolinggo. Dalam menyelesaikan penelitian ini, penulis telah mendapatkan
banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
rasa terimakasih kepada:
(1) Bapak Immanuel Setyo Budi yang telah membantu dalam
penelitian dan pembuatan karya Tulis Ilmiah
(2)
Ibu Wahyu Peni yang telah membantu dalam pengerjaan
Karya Tulis ilmiah
(3)
Ibu Netty Kurniawati selaku pembimbing dalam
melaksanakan penelitian
(4)
Ibu Indah selaku pembimbing dalam membantu
melaksanakan penelitian
(5) Keluarga yang telah banyak memberikan masukan, berupa
kritik dan saran serta motivasi yang tiada henti.
(6) Teman-teman SMK Kesehatan Bhakti Indonesia Medika
kota Probolinggo yang telah banyak memberikan motivasi serta membantu kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini bukan
sesuatu yang terbaik bahkan jauh dari yang kata baik, yang dapat diartikan baik
dari segi permasalahan, isi, maupun sistematika penyajiannya. Kritik dan saran
yang dapat bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Harapan
kami, semoga karya ilmiah yang sederhana ini, dapat memberi kesadaran
tersendiri bagi generasi muda bahwa kita juga harus memanfaatkan sumber daya
alam yang terdapat di lingkungan kita sehingga dapat memberi manfaat yang
berlimpah bagi kehidupan masyarakat.
Hasil laporan penelitian ini dapat disimpan di
perpustakaan sekolah, sebagai bukti atau wujud laporan yang telah disertakan
penelitian yang telah ditulis oleh penulis. Di samping itu dapat sebagai contoh
bagi rekan-rekan dalam menulis laporan
dalam bentuk karya ilmiah.
Akhir kata, semoga dalam Karya Tulis Ilmiah serta
penelitian ini bermanfaat berbagai pihak yang membutuhkan. Amin.
Probolinggo, 15 September 2014
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Dalam
era globalisasi sekarang ini, penggunaan energi dilakukan besar-besaran.
Padahal energi tersebut pasti akan habis apabila diambil terus-menerus. Sebagai
warga Indonesia yang berpendidikan, kita juga harus memikirkan hal tersebut.
Pandai-pandai mencari pembangkit listrik alternatif yang ramah lingkungan.
Sumber daya alam
adalah segala sesuatu yang berasal dari alam yang dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia. Yang tergolong di dalamnya tidak hanya
komponen biotik seperti hewan, tumbuhan,
dan mikroorganisme.
Tetapi juga komponen abiotik, seperti minyak bumi,
gas alam,
berbagai jenis logam,
air,
dan tanah. Inovasi teknologi,
kemajuan peradaban dan populasi manusia, serta revolusi industri
telah membawa manusia pada era eksploitasi sumber daya alam sehingga
persediaannya terus berkurang secara signifikan, terutama pada satu abad
belakangan ini. Pada umumnya, sumber daya alam berdasarkan sifatnya dapat
digolongkan menjadi sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan sumber daya
alam tak dapat diperbaharui. Sumber daya alam yang dapat diperbaharui adalah
kekayaan alam yang dapat terus ada selama penggunaannya tidak dieksploitasi
berlebihan. Tumbuhan, hewan, mikroorganisme, sinar matahari, angin, dan air
adalah beberapa contoh sumber daya alam terbaharukan. Walaupun jumlahnya sangat
berlimpah di alam, penggunannya harus tetap dibatasi dan dijaga untuk dapat
terus berkelanjutan. Sumber daya alam tidak dapat diperbaharui adalah sumber
daya alam yang jumlahnya terbatas karena penggunaanya lebih cepat daripada
proses pembentukannya dan apabila digunakan secara terus-menerus akan habis.
Sehingga menyebabkan krisis Sumber Daya Alam. Untuk bisa menghidupi kebutuhan
sehari-hari, maka manusia harus mencari sumber energi alternatif lain salah
satunya dengan menggunakan energi listrik alternatif yang berasal dari tumbuhan
alami.
Asam jawa, asam atau asem adalah sejenis buah yang masam rasanya biasa digunakan
sebagai bumbu dalam banyak masakan Indonesia sebagai perasa atau penambah rasa asam
dalam makanan, misalnya pada sayur asam atau kadang-kadang kuah pempek.
Di luar itu buah asam jawa juga dibiarkan saja terbuang di tanah tanpa
dimanfaatkan. Padahal asam jawa mempunyai banyak manfaat, antara lain untuk
pengganti pembangkit listrik alternatif, membersihkan logam-logam,
keramik, kaca dan lain-lain karena senyawa-senyawa yang dikandungnya. Bisa dikatakan
bahwa asam jawa merupakan sumber daya alam nabati yang pemanfaatannya belum
maksimal.
Seiring perkembangan zaman, masyarakat lebih memilih produk
yang siap pakai atau yang sering disebut produk instan. Tanpa menghiraukan
hal-hal negatif yang mungkin saja terjadi ketika menggunakan produk-produk
instan. Kebanyakan produk-produk instan tersebut banyak mengandung zat kimia
yang limbahnya apabila tidak dikelola dengan baik dapat mencemari lingkungan
dan mengganggu kesehatan. Salah satu contohnya adalah penggunaan bahan-bahan
kimia untuk membersihkan properti atau peralatan rumah tangga yang terbuat
dari keramik, porselen, tembaga, kuningan dan lain-lain.
Oleh karena itu, jika bisa memanfaatkan sumber daya alam
terbarui yang tersedia disekeliling masyarakat mengapa tidak dapat dilakukan.
Selain mendapatkan manfaat seperti yang penulis harapkan, juga bisa menjaga
lingkungan dari pencemaran, menghemat uang bahkan membuka peluang usaha yang
dapat menghasilkan pendapatan.
Hal inilah yang melatarbelakangi rumusan masalah yang
penulis ambil dalam tulisan ilmiah ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari pembangkit listrik
alternatif ?
2.
Apa kandungan atau senyawa aktif dari asam jawa
?
3.
Apakah asam jawa dapat berpotensi untuk
membangkitkan listrik ?
4. Bagaimana percobaan yang tepat untuk menjadikan
asam jawa sebagai pembangkit listrik alternatif ?
1.3
Tujuan
1.
Untuk mengetahui manfaat pembangkit listrik alternatif bagi kehidupan manusia.
2. Untuk mengetahui memanfaatkan asam jawa sebagai
pengganti pembangkit listrik alternatif.
3. Untuk mengetahui kandungan terhadap asam jawa
sehingga mampu menjadikan pengganti pembangkit listrik alternatif.
1.4
Manfaat
Dengan
penulisan karya tulis ini diharapkan memperoleh manfaat :
1. Asam jawa
dapat dikembangkan sebagai salah satu bahan yang dapat digunakan atau
berpotensi sebagai pengganti sumber pembangkit listrik alternatif.
2. Mengetahui asam jawa dapat bermanfaat sebagai
salah satu sumber daya alam yang memiliki kandungan yang tepat sehingga dapat
digunakan untuk membuat sumber listrik secara sederhana dan meminimalisir
biaya.
1.5
Metode
Dalam
penulisan karya tulis ini, untuk memperoleh data- data yang dibutuhkan penulis
menggunakan beberapa metode penulisan sebagai berikut :
1. Studi
Kepustakaan
Yaitu
penulis membaca buku-buku dan kumpulan mata pelajaran yang berkaitan dengan
penelitian ini, yakni buku biologi mengenai sumber daya alam.
2. Studi
Internet
Yaitu
penulis melakukan browsing melalui situs-situs yang terdpat di internet sesuai
dengan materi penelitian ini, khususnya materi mengenai sumber daya alam atau
pembangkit energi alternatif.
3. Metode
Percobaan
Dalam
hal ini penulis melakukan percobaan langsung dalam pembuatan asam jawa sebagai
pengganti pembangkit listrik alternatif.
4. Metode
Pengumpulan Data
Untuk
mempermudah penelitian ini peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan
data, diantaranya adalah:
(1) Observasi
Dalam
menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya
dengan format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau proses
pembuatan untuk pengganti pembangkit listrik alternatif dengan menggunakan asam
jawa. Dan dalam penelitian ini observasi akan dilakukan dengan cara penelitian
langsung dan melakukan uji coba langsung terhadap senyawa yang terdapat dalam
asam jawa untuk menghidupkan pembangkit listrik alternatif.
5.
Menganalisa Data
Langkah selanjutnya adalah menganalisis
data-data yang sudah terkumpul kemudian mengkaitkan antara data-data yang sudah
terkumpul dari proses pengumpulan data yaitu melalui observasi dengan sumber
datanya seperti buku buku Ensiklopedi, jurnal dan lain sebagainya untuk
memperoleh hasil yang lebih efisien dan sempurna sesuai dengan yang diharapkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
Pada tinjauan pustaka ini, akan dibahas
masalah-masalah yang berkaitan dengan penelitian ini. Masalah-masalah tersebut
yaitu,
(1)
Pengertian Pemanfaatan
(2)
Pengelolahan sumber daya alam
(3)
Pengertian pembangkit listrik
alternatif
(4)
Deskripsi tentang pembangkit listrik
alternatif
(5)
Deskripsi asam jawa
(6)
Deskripsi garam
Pembahasan
yang berhubungan dengan masalah-masalah di atas dimaksudkan untuk memperluas
wawasan pengetahuan yang terkandung dalam penelitian ini. Dalam tinjauan
pustaka, tidak semua pembahasan dapat dijadikan teori sebagai landasan
penelitian.
2.1.1Pemanfaatan
(1)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
edisi 3 tahun 2001 Pemanfaatan yaitu proses, cara, perbuatan memanfaatkan
sumber alam untuk pembangunan.
(2)
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia
Badudu Zain tahun 1996 Pemanfaatan yaitu hal, cara, hasil kerja, memanfaatkan.
2.1.2Pengelolahan sumber daya alam
Pengertian
sumber daya alam itu sendiri adalah semua kekayaan yang ada di bumi ini, baik
biotik maupun abiotik, yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia.
Tumbuhan, hewan, manusia dan mikroba merupakan sumber daya alam hayati.
Sedangkan faktor abiotik lainnya merupakan sumber daya alam nonhayati.
Sebelum
membahas lebih jauh lagi tentang sumber daya alam, disini akan dibahas pula
mengenai kebutuhan hidup manusia berdasarkan urutan kepentingan. Berdasarkan
urutan kepentingan, kebutuhan hidup manusia dibagi menjadi dua, yaitu :
(1)
Kebutuhan Dasar
Kebutuhan
ini bersifat mutlak diperlukan untuk hidup sehat dan aman. Yang termasuk
kebutuhan ini adalah sandang, pangan, papan dan udara bersih.
(2)
Kebutuhan Sekunder
Kebutuhan ini merupakan segala
sesuatu yang diperlukan untuk lebih menikmati hidup, yaitu rekreasi,
transportasi, pendidikan dan hiburan.
Penyebaran sumber daya alam di
bumi tidaklah merata letaknya. Misalnya ada bagian-bagian bumi yang sangat kaya
akan mineral, ada pula yang tidak. Ada yang baik untuk pertanian dan ada pula
yang tidak. Oleh karena itu, agar pemanfaatannya dapat berkesinambungan, maka
tindakan eksploitasi sumber daya alam harus disertai dengan tindakan
perlindungan. Pemeliharaan dan pengembangan lingkungan hidup harus dilakukan
dengan cara yang rasional antara lain sebagai berikut :
(1) Memanfaatkan sumber daya alam yang dapat
diperbaharui dengan hati-hati dan efisien, misalnya air, tanah dan udara.
(2) Menggunakan bahan pengganti, misalnya
metalurgi (campuran).
(3) Mengembangkan metoda menambang dan memproses
yang efisien serta pendaurulangan (recycling).
(4) Melaksanakan etika lingkungan berdasarkan
falsafah hidup secara damai dengan alam.
Macam-macam sumber daya alam dapat dibedakan
berdasarkan sifat, potensi dan jenisnya. Berdasarkan sifatnya, sumber daya alam
dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
(1) Sumber daya alam yang terbarukan (renewable),
misalnya hewan, tumbuhan, mikroba, air dan tanah. Disebut sumber daya alam
terbarukan karena dapat melakukan reproduksi dan memiliki daya regenerasi
(pulih kembali).
(2) Sumber daya alam yang tidak terbarukan
(nonrenewable), misalnya minyak tanah, gas bumi, batu tiara dan bahan tambang
lainnya.
(3) Sumber daya alam yang tidak dapat habis,
misalnya udara, matahari, energi pasang surut dan energi laut.
Berdasarkan potensi penggunaannya, sumber daya
alam dapat dibagi menjadi beberapa macam, yakni sebagai berikut :
(1) Sumber daya alam materi merupakan sumber daya
alam yang dimanfaatkan dalam bentuk fisiknya. Misalnya batu, besi, emas, kayu,
serat kapas, rosela dan sebagainya.
(2) Sumber daya alam energi merupakan sumber daya
alam yang dimanfaatkan energinya. Misalnya batu bara, minyak bumi, gas bumi,
air terjun, sinar matahari, energi pasang surut laut, kincir angin dan lain
sebagainya.
(3) Sumber daya alam ruang merupakan sumber daya alam
yang berupa ruang atau tempat hidup. Misalnya area tanah (daratan) dan angkasa.
Berdasarkan jenisnya, sumber daya alam dapat
dibagi menjadi dua macam, antara lain sabagai berikut :
(1) Sumber daya alam nonhayati (abiotik) yang
disebut juga sumber daya alam fisik, yaitu sumber daya alam yang berupa
benda-benda mati. Misalnya bahan tambang, tanah, air dan kincir angin.
(2) Sumber daya alam hayati (biotik) merupakan
sumber daya alam yang berupa makhluk hidup. Misalnya hewan, tumbuhan, mikroba
dan manusia.
Uraian disini, hanya kan ditekankan pada
sumber daya alam hayati, termasuk didalamnya sumber daya manusia. Mengenai
sumber daya alam tumbuhan yang tidak dapat menyebutkan jenis tumbuhannya,
melainkan kegunaannya. Misalnya berupa untuk pangan, sandang, papan dan rekreasi.
Akan tetapi untuk bunga-bunga tertenu seperti melati, anggrak bulan dan
raflesia arnoldi merupakan pengecualian karena ketiga tanaman bunga tersebut
sejak tanggal 9 Januari 1993telah ditetapkan dalam Keppres No.4 tahun 1993
sebagai bunga nasional dengan masing-masing gelar sebagai berikut :
(1)
Melati sebagai bunga bangsa
(2)
Anggrek bulan sebagai bunga pesona
(3)
Raflessia arnoldi sebagai bunga langka
Akan tetapi, eksploitasi tumbuhan yang
berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan dan kepunahan, dan hal ini akan
berkaitan dengan rusaknya rantai makanan. Selain telah adanya sumber daya
tumbuhan yang punah, beberapa jenis tumbuhan langka terancam pula oleh
kepunahan. Dalam mengeksploitasi sumber daya tumbuhan, khususnya hutan, perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
(1) Tidak melakukan penebangan pohon di hutan dengan
semena-mena (tebang habis)
(2) Penebangan kayu dihutan dengan terencana dengan
sistem tebang pilih (penebangan selektif). Artinya, pohon yang ditebang adalah
pohon yang sudah tua dengan ukuran tertentu yang telah ditentukan.
(3)
Selain itu juga dapat melakukan reboisasi yaitu
menghutankan kembali hutan yang sudah terlanjur rusak.
(4)
Melaksanakan aforestasi yaitu menghutankan
daerah yang bukan hutan untuk mengganti daerah hutan yang digunakan untuk
keperluan lain.
(5) Mencegah kebakaran hutan yang menyebabkan
kerusakan hutan yang paling besar dan sangat merugikan. Diperlukan waktu yang
lama untuk mengembalikan menjadi hutan kembali.
Sumber daya hewan. Seperti ketiga macam bunga
nasional, sejak tanggal 9 Januari 1995, ditetapkan pula tiga satwa nasional
sebagai berikut :
(1)
Komodo sebagai satwa nasional darat
(2)
Ikan solera merah sebagai satwa nasional air
(3)
Elang jawa sebagai satwa nasional udara
Dipandang dari peranannya, hewan dapat
digolongkan sebagai berikut :
(1)
Sumber pangan, antara lain sapi, kerbau, ayam,
lele, itik dan mujair
(2)
Sumber sandang antara lain bulu domba, dan ulat
sutera.
(3)
Sumber obat-obatan antara lain ular kobra dan
lebah madu.
(4)
Hewan peliharaan antar lain kucing, burung dan
ikan hias.
Untuk menjaga kelestarian satwa langka, maka
pelengkapan hewan-hewan dan juga pemburuan haruslah mentaati peraturan tertentu
seperti berikut ini :
(1)
Para pemburu harus mempunyai lisensi (surat ijin
berburu)
(2)
Senjata untuk nernuru harus tertentu macamnya
(3)
Membayar pajak dan mematuhi undang-undang
perburuan
(4) Harus menyerahkan sebagian tubuh yang diburunya
kepada petugas sebagai trophy, misalnya tanduknya.
(5)
Tidak boleh berburu hewan-hewan langkah
Akan tetapi seringkali peraturan-peraturan
tersebut tidak ditaati bahkan ada yang diam-diam memburu satwa langka untuk
dijadikan bahan komoditi yang berharga. Satwa yang sering diburu untuk diambil
kulitnya antara lain macan, ular dan beruang, sedangkan gajah diambil
gadingnya.
Disamping sumber daya alam hewan dan tumbuhan,
terdapat sumber daya alam hayati yang bersifat mikroskopis yaitu mikroba.
Selain berperan sebagai dekomposer (pengurai) didalam ekosistem, mikroba sangat
penting artinya dalam beberapa hal seperti berikut ini :
(1)
Penghasil obat-obatan (antibiotik) misalnya
penisilin.
2.1.3Pembangkit listrik alternatif
Energi
alternatif adalah energi yang digunakan dengan bertujuan untuk menggantikan
bahan bakar yang ada saat ini tanpa akibat yang tidak diharapkan dari hal
tersebut. Minyak bumi dan batu bara sering disebut sebagai bahan bakar fosil.
Bahan bakar fosil ini terbentuk dari hewan dan tumbuhan yang mati ratusan juta
tahun lalu. Pembentukan bahan bakar ini membutuhkan waktu sangat lama.
Apabila& kita tidak berhemat, bahan bakar tersebut akan habis. Penggunaan
energi alternatif merupakan salah satu cara menghemat persediaan bahan bakar
fosil.
Ciri-ciri
energi alternatif adalah sebagai berikut :
(1)
Jumlahnya berlimpah,
(2)
Dapat digunakan
berulang-ulang
(3)
Pengolahannya tidak
merusak alam,
(4) Tidak berbahaya, aman,
serata tidak menimbulkan berbagai penyakit akibat pengolahan/penggunaanya,
(5) Ramah lingkungan.
Sedangakan alternatif merupakan pilihan
lain. Sehingga pembangkit listrik alternatif yaitu bagian dari alat industri
yang dipakai untuk memproduksi dan membangkitkan tenaga listrik dari berbagai
sumber dengan menggunakan pilihan lain tanpa tenaga yakni sumber daya alam,
seperti asam jawa yang dapat dijadikan sebagai pembangkit listrik alternatif.
Dengan demikian, masyarakat dapat meminimalisir pengeluaran dengan memanfaatkan
bahan olahan secara efisien.
2.1.4Sumber pembangkit listrik alternatif
Listrik
memegang peranan yang vital dalam kehidupan. Dapat dikatakan listrik telah
menjadi sumber utama dalam setiap kegiatan baik dirumah tangga maupun dalam
dunia industri. Untuk itu dibutuhkan energi listrik alternatif untuk menunjang
kehidupan manusia.
Pembangkit
listrik alternatif merupakan salah satu sumber energi listrik pengganti yang
dapat menggantikan peran listrik dengan alternatif lain. Pembangkit listri
alternatif tidak akan habis meskipun terus menerus digunakan dalam kehidupan
sehari-hari kurang lebih selam satu sampai dua bulan.
2.1.5Asam Jawa
Asam jawa, asam atau asem adalah sejenis buah yang masam rasanya, biasa digunakan
sebagai bumbu dalam banyak masakan Indonesia sebagai perasa atau penambah rasa asam dalam makanan, misalnya pada sayur asam atau kadang-kadang kuah pempek.
Asam jawa dihasilkan oleh pohon yang bernama ilmiah Tamarindus indica, termasuk ke dalam suku Fabaceae (Leguminosae). Spesies ini adalah satu-satunya anggota marga Tamarindus. Nama lain
asam jawa adalah asam (Mly.), asem (Jw., Sd.), acem (Md.), asang jawa, asang jawi
(berbagai bahasa di Sulawesi)
dan lain-lain. Juga sampalok, kalamagi
(Tagalog), magyee (Burma), ma-kham (Thai), khaam (Laos), khoua me (Kamboja), me, trai me (Vietnam), dan tamarind (Ingg.). Buah yang telah tua, sangat
masak dan dikeringkan biasa disebut asem kawak.
Etimologi
"Asam"
adalah nama umum yang dipakai untuk semua bumbu dapur pemberi rasa masam pada masakan, termasuk juga asam kandis dan asam gelugur. Nama "asam jawa"
dipakai oleh orang Melayu karena dipakai dalam masakan Jawa. Tumbuhan ini
sendiri didatangkan oleh orang-orang dari India.
Nama Tamarindus dan tamarind
diturunkan dari bahasa Arab تمرهندي tamr hindī. Artinya
kurang lebih: kurma
India.
Pemerian
Pohon asam berperawakan besar, selalu hijau (tidak mengalami
masa gugur daun), tinggi sampai 30 m dan diameter batang di pangkal hingga 2 m. Kulit batang
berwarna coklat keabu-abuan, kasar dan memecah, beralur-alur vertikal. Tajuknya
rindang dan lebat berdaun, melebar dan membulat.
Daun majemuk menyirip genap, panjang 5-13 cm, terletak
berseling, dengan daun penumpu seperti pita meruncing, merah jambu keputihan.
Anak daun lonjong menyempit, 8-16 pasang, masing-masing berukuran 0,5-1 × 1-3,5
cm, bertepi rata, pangkalnya miring dan membundar, ujung membundar sampai
sedikit berlekuk.
Bunga tersusun dalam tandan renggang, di
ketiak daun atau di ujung ranting, sampai 16 cm panjangnya. Bunga kupu-kupu
dengan kelopak 4 buah dan daun mahkota 5 buah, berbau harum. Mahkota kuning
keputihan dengan urat-urat merah coklat, sampai 1,5 cm.
Buah polong yang menggelembung,
hampir silindris, bengkok atau lurus, berbiji sampai 10 butir, sering dengan
penyempitan di antara dua biji, kulit buah (eksokarp) mengeras berwarna
kecoklatan atau kelabu bersisik, dengan urat-urat yang mengeras dan liat serupa
benang. Daging
buah (mesokarp) putih kehijauan ketika muda, menjadi merah kecoklatan sampai
kehitaman ketika sangat masak, asam manis dan melengket. Biji coklat kehitaman,
mengkilap dan keras, agak persegi.
Penyebaran dan habitat
Penyebaran dan habitat
Asam jawa termasuk tumbuhan tropis.
Asal-usulnya diperkirakan dari savana Afrika timur di mana jenis liarnya ditemukan, salah satunya di
Sudan. Semenjak
ribuan tahun, tanaman ini telah menjelajah ke Asia tropis, dan
kemudian juga ke Karibia
dan Amerika
Latin. Di banyak tempat yang bersesuaian, termasuk di Indonesia,
tanaman ini sebagian meliar seperti di hutan-hutan luruh daun dan savana.
Pohon asam dapat
tumbuh baik hingga ketinggian sekitar 1.000 m (kadang-kadang hingga 1.500 m)
pada tanah berpasir atau tanah liat, khususnya di wilayah yang musim keringnya
jelas dan cukup panjang.
Hasil dan kegunaan
Hasil dan kegunaan
Daging buah asam jawa sangat populer, dan
digunakan dalam aneka bahan masakan atau bumbu di berbagai belahan dunia. Buah
yang muda sangat masam rasanya, dan biasa digunakan sebagai bumbu sayur asam
atau campuran rujak.
Buah yang telah masak dapat disimpan lama setelah dikupas dan sedikit
dikeringkan dengan bantuan sinar matahari. Asam kawak --demikian ia biasa disebut-- inilah
yang biasa diperdagangkan antar pulau dan antar negara. Selain sebagai bumbu,
untuk memberikan rasa asam atau untuk menghilangkan bau amis ikan, asem kawak biasa
digunakan sebagai bahan sirup, selai, gula-gula, dan jamu. Cara membuatnya
adalah menjemur daging buah asam jawa yang sudah dibuang kulitnya yang sudah
bulatan-bulatan sekecil telur itik.
Lebih jauh lagi, asam kawak ini dapat diolah menjadi madu asam, dengan cara
menjemur asam kawak dalam tempat yang teertutup, hingga keluar suatu cairan
coklat kehitaman. Cairan ini madu asam digunakan untuk mengobati seriawan (sariawan).
Sebagai obat sariawan, bisa juga memakai kulit kayu untuk dikumur-kumur.
Thailand juga
menghasilkan asam jawa yang manis rasanya. Buah ini populer dan dimakan dalam
keadaan segar; karena itu diekspor dalam bentuk polong yang belum dikupas.
Biji asam biasa dimakan setelah direndam
dan direbus, atau setelah dipanggang. Selain itu, biji asam juga dijadikan
tepung untuk membuat kue atau roti.
Di samping daging buah, banyak bagian
pohon asam yang dapat d ijadikan bahan obat
tradisional. Daun mudanya (Jw. sinom) digunakan dengan kunyit dan bahan
ramuan lain untuk membuat jamu jawa tradisional yaitu jamu sinom untuk minuman
kesegaran, jamu gepyok diminum untuk melancarkan dan memperbanyak air susu ibu
dan juga bisa digunakan sebagai tapal (dioleskan pada atau ditempelkan
di permukaan kulit) untuk mengurangi radang dan rasa sakit di persendian, di
atas luka atau pada sakit rematik. Daun muda yang direbus untuk mengobati batuk dan
demam. Kulit kayunya yang ditumbuk digunakan untuk menyembuhkan luka, borok, bisul dan ruam. Kulit
kayu asam juga digunakan sebagai obat kuat. Tepung bijinya untuk
mengobati disentri
dan diare. Daun
asam jawa bersifat penurun panas, analgesik, dan antiseptik. Kulit kayunya ini
bersifat astringen dan tonik. Kemudian, buahnya bersifat pencahar, antipiretik,
antiseptik, abortivum, dan meningkatkan nafsu makan. Kandungan polisakarida
yang berkhasiat imunomodulator (1) dan L-(-)-di-n-butil malat yang menghambat
proliferasi sel embrio babi laut.
Kayu teras
asam jawa berwarna coklat kemerahan, berat, keras, padat, awet dan bertekstur
halus, sehingga kerap digunakan untuk membuat mebel, kerajinan, ukir-ukiran dan
patung. Bagi anak-anak di Jawa Tengah, kayu asam merupakan kayu pilihan untuk
membuat gasing.
Biji asam juga kerap digunakan dalam permainan congklak atau dakon.
Pohon asam biasa ditanam di tepi jalan
sebagai peneduh, terutama terkenal di sepanjang jalan
raya Daendels, dari Anyer hingga Panarukan.
Pelaut-pelaut Bugis pada masa lalu
diketahui menanam pohon asam jawa di pantai utara Australia, di
Northern Territory di saat mereka beristirahat
menunggu datangnya angin untuk kembali ke daerah asal. Pohon-pohon asam jawa
ini menjadi petunjuk kontak orang Aborigin setempat terhadap orang luar sebelum
kedatangan orang Eropa.
2.1.6Deskripsi Garam
Dalam kimia, garam ialah senyawa netral dengan pH
sekitar 7 yang terdiri atas ion-ion.
Garam juga bisa berarti:
(1)
Garam
dapur, digunakan
sebagai bumbu dan pengawet makanan
(2)
natrium
klorida, bahan
baku utama garam dapur
(3)
Garam (kriptografi), vektor inisialisasi sandi
rahasia blok
(4) Bisa juga merujuk pada tiap arti ganda penggaraman
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian
Penelitian dengan judul “ASAR (Asam Jawa dan Garam) SEBAGAI
PEMBANGKIT LISTRIK ALTERNATIF” merupakan penelitian yang bersifat eksperimen.
Selain asam Jawa, juga terdapat bahan tambahan garam agar tingkat keasaman yang
dihasilkan lebih tinggi sehingga mampu untuk dijadikan pembangkit listrik
alternatif sesuai judul tersebut.
Penelitian
ini disebut eksperimen sederhana karena penulis melakukan sebuah percobaan
untuk membuat energi alternatif berupa sari Asam jawa. Hasil dari percobaan ini berupa energi
listrik alternatif kemudian diuji coba untuk mengetahui kandungan senyawa dan
keuntungan penggunaan pengganti energi listrik alternatif.
Perolehan data dari penelitian ini dilakukan dengan
melakukan studi pustaka (library
research) dan informasi elektronika dengan sasaran tinjauan antara lain,
(1)
Informasi
internet
Berbagai informasi yang berasal dari internet dapat
dijadikan bagian dalam materi pembuatan makalah ini dengan memilah-milah hasil
informasi yang ada.
(2)
Jurnal
penelitian
(3)
Perpustakaan
(4)
Pustaka-pustaka
referensi
3.2
Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu
dilaksanakannya terbagi menjadi dua waktu. Yang pertama dilakukan di
laboraturim Farmasi SMK Kesehatan Bakti Indonesia Medika kota Probolinggo, pada
hari Senin. Sedangkan penelitian yang kedua yaitu di rumah salah satu siswa SMK
Kesehatan Bakti Indonesia Medika kota Probolinggo kelas XII jurusan Farmasi,
yang rumahnya bertepatan di jalan Serma Abdur Rahman no 70 Rt 02 Rw 06
kelurahan mangunharjo kecamatan mayangan kota Probolinggo dengan hasil yang
beda dibandingkan penelitian awal.
3.3
Populasi dan Sampel
Sehubungan dengan hal-hal yang dibahas pada bab
sebelumnya, sumber daya alam yang digunakan dalam penelitian ini adalah asam
Jawa sebagai sumber daya alam hayati dan garam sebagi hasil olahan sumber daya
alam, yaitu laut. Sedangkan sampel yang digunakan adalah tumbuhan asam Jawa
milik warga Probolinggo.
3.4
Alat dan Bahan
3.4.1
Alat
Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan pengganti
energi
listrik alternatif
ini yaitu :
(1)
Blender
(2)
Gelas plastik
(3)
Pisau
(4)
Lempeng tembaga (sebagai elektroda positif)
(5)
Paku (sebagai elektroda negatif)
(6)
Kabel
(7)
Saringan
(8)
Gunting
3.4.2
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan pengganti
energi
listrik alternatif
ini yaitu :
(1)
Asam Jawa
(2)
Garam
(3)
Tanah
(4)
Air
3.5
Prosedur Pembuatan
(1) Blender Asam Jawa sampe halus sehingga diperoleh cairan yang
menyerupai air (tanpa serabut/ampas),
(2) Siapkan gelas-gelas plastik dan diisi dengan tanah liat
(bukan tanah berpasir ataupun yang mengandung sampah). Gelas tersebut dapat
berasal dari sisa minuman air mineral,
(3) Masukan jus asam Jawa tersebut ke dalam gelas-gelas plastik
yang sudah diisi tanah,
(4) Susun berderet gelas-gelas yang sudah diisi tanah dan jus
blimbing wuluh,
(5) Buat rangkaian elektroda dengan menyambungkan antara lempeng
tembaga dan lempeng seng menggunakan kabel (kira-kira dengan kabel
masing-masing 15cm),
(6) Susun rangkaian elektroda tersebut ke dalam gelas-gelas tanah
yang telah disiapkan sebelumnya, dengan susunan lempeng tembaga-lempeng
seng-lempeng tembaga dan begitu seterusnya, jadi satu gelas akan berisi susunan
satu lempeng tembaga dan satu lempeng seng dari rangkaian elektroda yang
berbeda,
(7) Siapkan dua rangkaian elektroda dengan kabel yang lebih
panjang dan hanya menggunakan satu lempeng saja, satu tembaga dan satu seng.
Untuk gelas terluar (gelas pertama dan terakhir yang hanya memiliki satu
lempeng: gelas pertama lempeng tembaga dan gelas terakhir lempeng seng)
disambungkan dengan rangkaian elektroda baru ini. Gelas pertama dengan yang
rangkaian seng, gelas terakhir disambungkan dengan rangkaian tembaga. Ujung
dari dua kabel rangkaian terakhir inilah yang akan disambungkan dengan lampu
yang akan dinyalakan,
(8) Jadilah rangkaian sederhana pembangkit energi alternatif ini.
Satu gelas bisa menghasilkan energi sebesar 0,5 volt, jadi untuk menghasilkan
energi yang lebih besar tinggal menambahkan jumlah gelas dalam rangkaian yang
akan dibuat. Satugelas rangkaian ini bisa bertahan kurang lebih selama 15
hari.
3.6
Tahap Uji Coba
Kegiatan dalam tahap uji coba ini adalah melakukan
ujicoba/ tes terhadap listrik yang bersumber
dari sari Asam Jawa, kemudian dibandingkan dengan bahan bakar lain seperti energi listrik dan juga dibandingkan dengan
buah-buah lain. Uji coba yang dilakukan meliputi :
(1)
Uji senyawa
yang dikandung dalam Asam Jawa
(2)
Uji kandungan
yang terdapat dalam Asam jawa
(3)
Uji berapa
besar arus listrik yang mengalir didalamnya
BAB IV
PEMBAHASAN
Di
dalam pembuatan makalah ini dihasilkan berbagai percobaan penelitian dengan
bermacam-macam bahan seperti asam Jawa dengan garam, belimbing wuluh dengan
jeruk nipis dan asam Jawa dengan jeruk nipis. Akan tetapi dari ketiga percobaan
tersebut dapat diperoleh hasil yang optimal yaitu asam Jawa dengan garam yang
memiliki tingkat keasaman peling tinggi dibandingkan dengan percobaan yang
lainnya sehingga mampu menjadi sumber listrik sesuai dengan judul yang dimuat
didalam makalah ini yakni Asar sebagai Pembangkit Listrik Alternatif (Asar
merupakan asam Jawa dan Garam).
4.1
Percobaan
pertama
Untuk lebih rincinya, pada percobaan yang pertama yaitu
menggunakan asam Jawa dan garam (Asar) dapat dijelaskan sebagai berikut.
Alat :
(1)
Blender
(2)
Penyaring
(3)
Pisau
(4)
Tempat atau wadah yang lumayan besar untuk
dijadikan sumber listriknya
(5)
Lempeng kuningan (sebagai elektroda positif)
(6)
Paku (sebagai elektroda negatif)
(7)
Kabel
(8)
Gunting
(9)
Lampu sesuai kebutuhan
(10)
Penjepit buaya
(11)
Voltmeter
Bahan :
(1)
Asam Jawa
(2)
Garam
(3)
Air secukupnya
(4)
Tanah liat
Proses Pembuatan :
(1) Menyiapkan alat dan bahan
(2) Masukkan Asam Jawa ke dalam blender sampai halus sehingga
diperoleh cairan yang menyerupai air (tanpa serabut/ampas)
(3) Tuang jus asam Jawa ke tempat atau wadah yang telah
disediakan dengan menggunakan penyaring agar ampas yang ada didalamnya tidak
tercampur
(4) Siapkan tempat untuk sumber listriknya dan diisi dengan tanah
liat (bukan tanah berpasir ataupun yang mengandung sampah). Tempat tersebut
dapat berasal dari tempat nasi yang sudah tidak layak untuk digunakan.
(5) Masukan jus asam Jawa yang telah disaring tersebut ke dalam
tempat yang sudah diisi tanah
(6) Tambahkan garam 1 bungkus dan aduk hingga merata
(7) Buat rangkaian elektroda dengan menancapkan antara lempeng
kuningan dan paku dalam tanah yang berisi jus asam Jawa tersebut. Gunakan kabel
untuk disambungkan dari lempeng kuningan ke lampu dan dari paku ke lampu
sehingga keduanya terhubung
(8) Kemudian jepit dengan penjepit buaya agar tidak bergoyang
(kira-kira dengan kabel masing-masing 15cm)
(9) Gunakan juga sambungan yang ditujukan kepada voltmeter
sehingga memperoleh hasil arus listrik yang mengalir didalam rangkaian yang
dibuat
(10) Jadilah rangkaian sederhana pembangkit energi alternatif ini,
jadi untuk menghasilkan energi yang lebih besar tinggal menambahkan jumlah asam
Jawa dan garam lebih banyak dalam
rangkaian yang akan dibuat sebagai penerangan.
Hasil
Percobaan pertama :
Percobaan awal yang dilakukan dengan
menggunakan 50 buah asam Jawa yang telah dikupas bersih dan garam 1 bungkus
mampu menghasilkan arus listrik yang cukup digunakan sebagai penerang ruangan.
Hal inilah yang dapat dikatakan sebagai pembangkit listrik alternatif sesuai
dengan judul yang diangkat. Pembangkit listrik alternatif ini belum ada sebelumnya.
4.2
Percobaan
kedua
Pada percobaan kedua yang dilakukan yaitu menggunakan belimbing wuluh dengan jeruk nipis. Yang
awalnya kedua bahan tersebut hanya dapat diketahui sebagai bahan untuk membuat
sayur, untuk obat batuk dan lain sebagainya, disini kedua bahan tersebut dapat
dijadikan sebagai sumber listrik. Namun, pada percobaan kedua ini arus listrik
yang dihasilkan kurang optimal dibandingkan dengan asam Jawa dan garam (Asar)
yang diuji pada percobaan pertama dan diukur dengan menggunakan voltmeter.
Bahan dan alat-alat yang digunakan yakni sebagai berikut.
Alat :
(1)
Blender
(2)
Penyaring
(3)
Pisau
(4)
Tempat atau wadah yang lumayan besar untuk
dijadikan sumber listriknya
(5)
Lempeng kuningan (sebagai elektroda positif)
(6)
Paku (sebagai elektroda negatif)
(7)
Kabel
(8)
Gunting
(9)
Lampu sesuai kebutuhan
(10)
Penjepit buaya
(11)
Voltmeter
Bahan :
(1)
Belimbing wuluh
(2)
Jeruk nipis
(3)
Air secukupnya
(4)
Tanah liat
Proses
pembuatan :
(1) Menyiapkan alat dan bahan
(2) Masukkan belimbing wuluh ke dalam blender sampai halus
sehingga diperoleh cairan yang menyerupai air (tanpa serabut/ampas)
(3) Tuang jus belimbing wuluh ke tempat atau wadah yang telah
disediakan dengan menggunakan penyaring agar ampas yang ada didalamnya tidak
tercampur
(4) Siapkan tempat untuk sumber listriknya dan diisi dengan tanah
liat (bukan tanah berpasir ataupun yang mengandung sampah). Tempat tersebut
dapat berasal dari tempat nasi yang sudah tidak layak untuk digunakan.
(5) Masukan jus belimbing wuluh yang telah disaring tersebut ke
dalam tempat yang sudah diisi tanah
(6) Tambahkan perasan jeruk nipis dengan perbandingan belimbing
wuluh dan jeruk nipis sebanyak 3 : 2 dan aduk hingga merata
(7) Buat rangkaian elektroda dengan menancapkan antara lempeng
kuningan dan paku dalam tanah yang berisi jus belimbing wuluh tersebut. Gunakan
kabel untuk disambungkan dari lempeng kuningan ke lampu dan dari paku ke lampu
sehingga keduanya terhubung
(8) Kemudian jepit dengan penjepit buaya agar tidak bergoyang
(kira-kira dengan kabel masing-masing 15cm)
(9) Gunakan juga sambungan yang ditujukan kepada voltmeter
sehingga memperoleh hasil arus listrik yang mengalir didalam rangkaian yang
dibuat
(10) Jadilah rangkaian sederhana pembangkit energi alternatif ini,
jadi untuk menghasilkan energi yang lebih besar tinggal menambahkan jumlah
belimbing wuluh dan jeruk nipis lebih banyak
dalam rangkaian yang akan dibuat sebagai penerangan.
Hasil percobaan kedua :
Pada percobaan kedua ini yatu menggunakan
belimbing wuluh dan jeruk nipis tidak mampu menghasilkan kuat arus yang
optimal. Karena senyawa yang dikandung didalam kedua bahan tersebut tidak
terlalu asam, sehingga saat diuji menggunakan voltmeter arus listrik yang
mengalir menunjukkan angka tidak terlalu besar.
4.3
Percobaan
ketiga
Percobaan ketiga dilakukan dengan menggunakan asam Jawa dan
jeruk nipis untuk mengetahui tingkat keasaman yang terkandung didalamnya.
Alat-alat dan bahan yang digunakan yakni sebagai berikut.
Alat :
(1)
Blender
(2)
Penyaring
(3)
Pisau
(4)
Tempat atau wadah yang lumayan besar untuk
dijadikan sumber listriknya
(5)
Lempeng kuningan (sebagai elektroda positif)
(6)
Paku (sebagai elektroda negatif)
(7)
Kabel
(8)
Gunting
(9)
Lampu sesuai kebutuhan
(10)
Penjepit buaya
(11)
Voltmeter
Bahan :
(1)
Asam Jawa
(2)
Jeruk nipis
(3)
Air secukupnya
(4)
Tanah liat
Proses
pembuatan :
(1) Menyiapkan alat dan bahan
(2) Masukkan asam Jawa ke dalam blender sampai halus sehingga
diperoleh cairan yang menyerupai air (tanpa serabut/ampas)
(3) Tuang jus asam Jawa ke tempat atau wadah yang telah
disediakan dengan menggunakan penyaring agar ampas yang ada didalamnya tidak
tercampur
(4) Siapkan tempat untuk sumber listriknya dan diisi dengan tanah
liat (bukan tanah berpasir ataupun yang mengandung sampah). Tempat tersebut
dapat berasal dari tempat nasi yang sudah tidak layak untuk digunakan.
(5) Masukan jus asam Jawa yang telah disaring tersebut ke dalam
tempat yang sudah diisi tanah
(11) Tambahkan perasan jeruk nipis dengan perbandingan asam Jawa
dan jeruk nipis sebanyak 1 : 3 dan aduk hingga merata
(12)
Buat rangkaian elektroda dengan menancapkan antara lempeng
kuningan dan paku dalam tanah yang berisi jus asam Jawa tersebut. Gunakan kabel
untuk disambungkan dari lempeng kuningan ke lampu dan dari paku ke lampu
sehingga keduanya terhubung
(13)
Kemudian jepit dengan penjepit buaya agar tidak bergoyang
(kira-kira dengan kabel masing-masing 15cm)
(14) Gunakan juga sambungan yang ditujukan kepada voltmeter
sehingga memperoleh hasil arus listrik yang mengalir didalam rangkaian yang
dibuat
(15) Jadilah rangkaian sederhana pembangkit energi alternatif ini,
jadi untuk menghasilkan energi yang lebih besar tinggal menambahkan jumlah asam
Jawa dan jeruk nipis lebih banyak dalam
rangkaian yang akan dibuat sebagai penerangan.
Hasil
percobaan ketiga :
Karena kandungan asam dalam jeruk nipis
dan asam jawa tidak terlalu asam arus listrik yang dihasil tidak besar.
4.4
Perbandingan
Percobaan
(1) Tingkat keasaman yang terkandung dalam sampel
sehingga menghasilkan kuat arus :
Percobaan pertama : nilai pH dari asam jawa
terkandung 2,1 – 2,3
Percobaan kedua :
belimbing wuluh mwngandung asam
asetat 1,9 % dan asam sitrat 44,6 %. Mempunyai nilai pH 1,8
Percobaan
ketiga : pH <2
(2)
Besar kuat arus yang dihasilkan dalam percobaan
:
Percobaan pertama : kuat arus yang dihasilkan sekitar 8 A.
Percobaan kedua : hanya 4,5 A.
Percobaan ketiga : 6 A
Dari hasil percobaan di atas terbukti
bahwa sari Asam jawa dan garam memiliki tingkat kuat arus yang paling besar
dibandingkan dengan bahan lainnya seperti Belimbing wuluh dan Jeruk nipis lalu
lain pula jika dibandingkan dengan Asam jawa dengan jeruk nipis menghasilkan
kuat arus yang kecil.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Asam dan
garam (ASAR) maka dapat disimpulkan bahwa di simpulkan bahwa :
(1) Energi listrik alternatif bermanfaat bagi
kehidupan manusia karena energi listrik alternatif yang
digunakan dapat bertujuan untuk menggantikan energi listrik apabila mengalami
permasalahan yang signifikan maka energi listrik alternatif sangat diperlukan
bagi kehidupan manusia terutama bagi masyarakat yang memiliki perekonomian rendah
maka dengan menggunakan energi listrik alternatif mereka dapat turut serta
merasakan energi listrik.
(2) Bahwa pada dasarnya Asam jawa dapat di
manfaatkan sebagai penghantar listrik alternatif dengan cara yang sederhana.
setelah dilakukan penelitian beberapa kali terbukti Asam jawa dapat menjadi
penghantar listrik alternatif dengan dapat menghasilkan arus listrik yang
terlampau cukup besar.
(3) Kandungan asam yang tinggi terhadap Asam jawa
disinyalir dapat membuat arus yang besar sehingga dapat membuat energi listrik
alternatif. Dilihat dari berbagai percobaan dengan menggunakan beberapa macam
bahan terbukti bahwa campuran antara asam jawa dengan garam dapat menimbulkan
kuat arus yang besar dibanding dengan belimbing wuluh, dan jeruk nipis.
5.2 Saran
Sebaiknya sebagai warga Negara
Indonesia sudah sewajarnya kita dapat memanfaatkan Sumber daya alam yang ada
disekitar kita dengan baik agar kita dapat memberi manfaat yang besar terhadap
kehidupan masyarakat hasil karya yang kita buat sendiri yakni dengan membuat suatu
energi alternatif. Dan dengan adanya cara pengolahan Sumber daya alam yang benar kita dituntut untuk lebih kreatif
dalam memanfaatkan Sumer daya alam tersebut sehingga kita dapat memperoleh
manfaat yang besar dari hasil mengolah Sumber daya Alam.
DAFTAR PUSTAKA
Diakses pada tanggal 15 September 2014 dari
JM Gaming Group Limited: Get 10 Free Spins on 'Slots of Vegas'
BalasHapusJM Gaming Group 구리 출장샵 Limited is offering up a free bonus to all new and 동해 출장안마 existing players at 888casino, 보령 출장안마 including 광주광역 출장안마 a 10 free 충청남도 출장마사지 spins no deposit and a free